Selasa, 14 April 2015

MAKALAH JUSTIFIKASI KEMATIAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1   LATAR BELAKANG
Justifikasi kematian atau biasa dikatakan alasan atau penyebab kematian, seringkali diabaikan. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa ada beberapa penyebab kematian yang sebenarnya sering kita temukan namun kita abaikan.
Dalam makalah ini kami akan membahas beberapa hal yang diduga menjadi faktor penyebab kematian tertinggi diindonesia maupun didunia.
Dari bebrapa faktor tersebut, kemudian dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu kematian yang secara langsung diinginkan, dan kematian yang tidak diinginkan namun terjadi karena bebrapa alasan atau beberapa faktor.
1.2  TUJUAN
1.2.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan justifikasi kematian
1.2.2    Tujuan Khusus
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran dan juga sebagai sumber pengetahuan mengenai justifikasi kematian dan beberapa faktor yang menjadi penyebabnya.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1                        Pengertian Justifikasi Dan Justifikasi Kematian
Justifikasi menurut KBBI : merupakan putusan (alasan, pertimbangan) berdasarkan hati nurani. Dengan demikian justifikasi kematian dapat diartikan sebagai sebuah alasan atau penyebab kematian.
Ada banyak hal yang mengakibatkan seseorang mengalami kematian, entah itu disengaja atau yang lazim disebut dengan bunuh diri, maupun karena faktor lain yang berasal dari luar keingan orang tersebut untuk meninggal.
Penyebab justifikasi sendiri, dibagi atas dua penyebab yaitu yang berasal dari keinginan orang itu sendiri maupun akibat hal-hal lain seperti penyakit, usia dan bahkan ajal.
2.2           Klasifikasi Justifikasi Kematian
A.Kematian Yang Berasal Dari Keinginan Individu Itu Sendiri
1.      BUNUH DIRI : Dari data WHO menunjukan bahwa rata-rata kurang lebih 800.000 orang diseluruh dunia, melakukan tindakan bunuh diri dari setiap tahunnya. Menurut Dr.Benedetto Saraceno  dari departemen kesehatan jiwa WHO, lebih dari 90% kasus bunuh diri berhungang dengan masalah gangguan jiwa seperti depresi, psikotik, dan ketergantungan zat (napza).Kondisi lain yang perlu mendapat perhatian adalah bunuh diri karena loyalitas berlebihan terhadap suatu (altruistic suicide) yang dilakukan dalam bentuk bom bunuh diri. Banyak ahli mengaitkan hal tersebut sebagai manifestasi dari akumulasi kekecewaan, perlakuan tidak adil, atau tersisihkan.
2.      EUTANASIA
Eutanasia adalah praktik pencabutan kehidupan manusia atau hewan melalui cara yang dianggap tidak menimbulkan rasa sakit atau menimbulkan rasa sakit yang minimal, biasanya dilakukan dengan cara memberikan suntikan yang mematikan.
B. Kematian Yang Berasal Dari Faktor Lain
Berikut akan dipaparkan beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab kematian antara lain:
1.        Usia
Usia merupakan hal yang lazim dijadikan penyebab kematian seseorang, walau kini usia yang muda tidak menjadi jaminan bahwa oseseorang tidak akan mengalami kematian.
2.        Masalah Napza Serta Dampaknya
Narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza) tergolong dalam zat psiko aktif yang bekerja mempengaruhi kerja sistem penghantar sinyal saraf (neurotransmiter) sel – sel susunan saraf pusat (otak) sehingga menyebabkan terganggunya fungsi kognitif (pikiran), persepsi , daya nilai (jugment), prilaku, serta dapat penyebabkan efek ketergantungan, baik fisik maupun psikis. Penyalahgunaan napza di indonesia sekarang sudah merupakan ancaman yang serius bagi kehidupan bangsa dan negara.
Pengungkapan kasusnya di indonesia meningkat rata – rata 28.9% per tahunnya. Tahun 2005, pabrik ekstasi terbesar ke-3 di dunia terbongkar di tanggerang, banten. Di indonesia di prediksi terdapat sekitar 1.365.000 kasus  penyalahgunaan napza aktif dan data perkiraan estimasi terakhir menyebutkan bahwa pengguna napza di indonesia mencapai 5.000.000 jiwa.
Mengikuti laju perkembangan kasus tersebut, dijumpai pula peningkatan epidemi penyakit hepatits C dan kasus HIV/AIDS yang modus penularannya melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril secara bergantian pada  pengguna napza suntik (penasun) atau injecting drug user (IDU). Pola edemik HIV/AIDS di Indonesia tak jauh berbeda dengan negara – negara lain. Fase awal penyebarannya melalui kelompok homo seksual kemudian tersebar melalui pelaku seksual beresiko tinggi seperti pada pekerja sekskomersial. Namun, beberapa tahun belakangan ini di jumpai kecenderungan peningkatan secara cepat penyebaran penyakit ini diantara para penasun.
Berbagai sumber memperkirakan orang dengan HIV/ADIS ( ODHA) di Indonesia telah mencapai KL 120.000. orang dan sekitar 80% dari jumlah tersebut terinfeksi karena penggunaan jarum yang tidak steril dan di pakai secara bergantian pada para penasun. Jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun 2000 – 2005 meningkat dengan cepat menjadi empat kali lipat atau sebesar 40%. Data pada akhir tahun 2005 menyatakan bahwa refelensi penularan HIV/AIDS pada penasun adalah 80 – 90%, artinya hampir 90% dari total penasun dipastikan telah terinfeksi HIV/AIDS (P.Djatmiko,2007)



2.3  Justifikasi Kematian di Indonesia
Penyebab dan tanda tanda Bayi Meninggal dalam kandungan:
Bagi ibu ibu yang sedang hamil selalu berharap dan berdo'a agar kandunganya selalu baik, dan janin yang dikandung selalu sehat. Namun ada beberapa ibu yang khawatir dengan kesehatan janinnya, apalai kasus kematian bayi dalam kandungan tidak sedikit. Banyak pertanyaan sebenarnya pa penyebab kematian bayi dalam kandungan serta apa tanda tanda bayi yang meninggal dalam kandungan. Berikut ini penjelasan lengkap tentang Penyebab dan tanda tanda bayi atau janin yang meninggal dalam kandungan. Kematian bayi dalam kandungan atau disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD), yaitu kematian janin dalam kandungan yang terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua. Apabila terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus.

Penyebab :
1.      Hipertensi atau tekanan darah tinggi
2.      Preeklampsia dan eklampsia
3.      Perdarahan : plasenta previa dan solusio plasenta
Waspada jika ibu mengalami perdarahan hebat akibat plasenta previa (plasenta yang menutupi jalan lahir) atau solusio plasenta (terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan). Otomatis Hb janin turun dan bisa picu kematian janin.
4.      Kelainan kongenital (bawaan) bayi.
Yang bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni akumulasi cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau terjadi kelainan pada paru-parunya.
5.      Ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin.
Terutama pada golongan darah A, B, O. Kerap terjadi golongan darah anak A atau B, sedangkan ibu bergolongan O atau sebaliknya. Pasalnya, saat masih dalam kandungan darah ibu dan janin akan saling mengalir lewat plasenta. Bila darah janin tidak cocok dengan darah ibunya, maka ibu akan membentuk zat antibodi.
6.      Janin yang hiperaktif.
Gerakan janin yang berlebihan, apalagi hanya pada satu arah saja, bisa mengakibatkan tali pusat yang menghubungkan ibu dengan janin terpelintir. Akibatnya,pembuluh darah yang mengalirkan suplai oksigen maupun nutrisi melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya itu, tidak menutup kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak. Hingga saatini kondisi tali pusat terpelintir atau tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai apabila ada gejalayang tidak biasa pada saat hamil.
7.      Gawat janin.
Bila air ketuban habis otomatis tali pusat terkompresi antara badan janin dengan ibunya. Kondisi ini bisa mengakibatkan janin “tercekik” karena suplai oksigendari ibu ke janin terhenti. Gejalanya dapat diketahui melalui cardiotopografi (CTG). Mula-mula detak jantung janin kencang, lama-kelamaan malah menurun hingga di bawah rata-rata.
8.      Kehamilan lewat waktu (postterm)Kehamilan lebih dari 42 minggu. Jika kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnyacairan dapat terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG dengan color doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan melalui USG.
9.      Infeksi saat hamil.
Saat hamil ibu sebaiknya menjaga kondisi tubuh denganbaik guna menghindari berbagai infeksi bakteri atau virus. Demam tinggi pada ibu bisa mengakibatkan janin tidak tahan akan panas tubuh ibunya.
10.  Kelainan kromosom.
Kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan. Kematian janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah terjadi, melalui otopsi bayi. Akan tetapi, jarang dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin masih dalam kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat berisiko. Karena harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin terinfeksi, bahkan lahir prematur.
Tanda-tanda
1.Tidak ada gerakan janin.
Pada ibu hamil yang sudah merasakan gerakan bayi (biasanya pada kehamilan lebih dari 5 bulan) perlu diwaspadai jika dalam sehari tidak merasakan gerakan bayi. Gerakan bayi yang normal minimal 10 kali dalam sehari.
2.Waspadai tanda-tanda “kritis” pada bayi.
Sebelum bayi tidak bergerak sama sekali, biasanya didahului tanda-tanda “kritis”. Timbul gerakan yang sangat hebat atau sebaliknya, gerakannya semakin pelanatau lemah.
3.Bila kehamilan tak kunjung membesar.
Ibu harus curiga bila pertumbuhan kehamilan tidak sesuai bulannya.
Apabila terjadi hal-hal tersebut di atas, sebaiknya segera periksa ke dokter walaupun belum waktunya pemeriksaan ulang. Sehingga sebelum terjadi kematian dokter bisa melakukan tindakan pencegahan.
Bila sudah diketahui penyebabnya, maka dokter tentu juga akan mengatasi penyebab. Misalkan apabila ada infeksi pada ibu, maka akan diobati infeksinya. Kalau ibunya diabetes, maka diobati diabetesnya.
Dengan bantuan optimal, maka gawat janin bisa membaik kembali. Karena untuk janin dengan tanda-tanda gawat janin tak selamanya harus dikeluarkan. Karena dikeluarkan pun harus melihat usia kehamilan. Kalau usianya masih muda, tidak mungkin ia dilahirkan segera. Pada usia kehamilan muda paru-paru belum terbentuk sempurna. Sehingga di luar pun tak mungkin bisa bernafas. Jadi, yang dilakukan dokter adalah mempertahankan dengan mengatasi penyebabnya tersebut.
Jika tak tertolong lagi, maka janin yang sudah meninggalharus segera dilahirkan. Proses kelahiran dilakukan secara normal agar tidak terlalu merugikan ibu. Operasi hanya dilakukan jika ada halangan untuk melahirkan normal. Misalnya, bayinya mati dalam posisi melintang, ibu mengalami preeklampsia, plasenta previa dan sebagainya, maka operasi cesar terpaksa dilakukan.
Pengaruh Pada Ibu dengan janin yang meninggal sebaiknya jangan dibiarkan di dalam rahim lebih dari 2 minggu, sebab jika terlalu lama akan memengaruhi faktor-faktor pembekuan darah ibu. Zat pembekuan darah atau fibrinogen bisa turun dan menyebabkan darah sulit membeku. Bila ini terjadi, akan berakibat fatal kala ibu melahirkan. Jika fibrinogen rendah, maka perdarahan yang terjadi pada proses persalinan akan sulit berhenti dan hal ini berakibat fatal bagi si ibu. Untuk mencegahnya, sebelum dilakukan tindakan persalinan, bila telah diketahui janin sudah meninggal, maka dokter akan mengecek fibrinogennya. Kalau fibrinogennya turun, maka harus diberi obat fibrinogen. Namun kasus janin meninggal dalam kandungan lebih dari 2 minggu sangat jarang terjadi. Biasanya tubuh ibu akan terjadi reaksi penolakan dan timbul proses persalinan. Akan tetapi ada ibu yang tidak menyadari kalau janinnya sudah meninggal. Bahkan sampai janinnya membatu atau mengeras. Hal ini terjadi karena kurang pekanya si ibu, terlebih lagi karena tak ada reaksi penolakan pada tubuhnya. Biasanya terjadi pada ibu yang tidak menyadari kalau ia hamil, begitu menyadari janinnya sudah meninggal dalam kandungan atau bahkan telah membatu. Mengeluarkan janin yang telah membatu lebih berisiko, bisa terjadi komplikasi, misalnya ada perobekan di dinding rahim dan jalan lahir. Adverise

Bayi meninggal dalam kandungan atau bahasa medisnya intra uterin fetal death yang artinya janin meninggal pada usia kandungan lebih dari 20 minggu ( Trimester kedua).jika terjadi sebeluum terimester kedua maka disebut keguguran.Penyebab meninggalnya bayi pada usia kandungan trimester kedua ini bisa disebabkan oleh:
  • Ibu menderita hipertensi
  • eklampsia atau preeklampsi
  • Obat-obatan
  • Trauma
    Kematian bayi dalam kandungan dapat terjadi apabila ibu pernah mengalami trauma benturan dsb
  • Pendarahan
    Apabila terjadi pendarahan akibat adanya plasenta yang menutup jalan lahir (plasenta previa )atau bisa juga kerena terlepasnya plasenta dari tempat implantasi palsenta sebelum bayi lahir maka akan menyebabkan penurunan Hb janin dan jika tidak segera ditangani dapat memicu kematian janin dalam kandungan.
  • Gerakan janin yang hiperaktif
    gerakan janin yang berlebihan bisa menjadi pemicu kematian janin karena terpelintirnya tali pusat yang menghubungkan janin dengan ibunya,ini bisa terjadi jika gerakan janin hanya satu arah saja.dengan terputusnya tali pusat tersebut maka suplai makanan,oksigen serta lainnya yang dibutuhkan janin selama dalam kandungan akan tersumbat.
  • Postterm
    Kehamilan lewat waktunya akan mengakibatkan plasenta menua dan fungsinya berkurang.air ketuban bisa saja berubah jadi kental dan terhisap masuk kedalam paru janin.untuk menghindari ini sebaiknya secara rutin periksa kehamilan ibu dengan USG.
  • Ibu mengalami infeksi waktu hamil
Bagaimana cara mengetahui kematian janin dalam kandungan ?
untuk mengetahui kematian janin dalam kandungan ibu harus selalu memperhatikan tanda-tanda berikut ini:
  • Gerakan bayi tidak ada sebaiknya ibu memperhatikan gerakan bayinya setiap hari,apabila bayi tidak ada gerakan dalam sehari,maka segera periksa ke bidan atau okter kandungan terdekat.Normal gerakan bayi 1 hari itu minimal 10 kali.tidak adanya gerakan bayi juga merupakan salah satu tanda-tanda bahaya pada kehamilan
  • Kenali tanda kritis bayi ibu harus paham bahwa sebelum gerakan bayi hilang didahului tanda kritis,seperti gerakan kuat maupun sebaliknya,semakin melemahnya atau pelan gerakannya
  • Kehamilan yang tidak berkembang
    ibu harus mencurigai jika kehamilannya tidak kunjung membesar atau usia kehamilan tidak sesuai dengan bulannya.jika ini terjadi segera periksakan meskipun itu belum waktunya.agar dapat diberikan pertolongan secepatnya.
  • Uteus menegang/menjadi kaku
o   Nyeri perut yang disertai syok.
Sebelum terlambat ibu harus selalu menjaga dan memperhatikan kondisi kesehatannya,dengan secara rutin memeriksakan kandungan,dan komsumsi makanan bergisi serta hindari apa saja yang bisa menyebabkan bayi meninggal dalam kandungan itu sendiri.
Jika terjadi bayi meninggaldalam kandungan sebaiknya jangan terlalu lama untuk mendapatkan pertolongan,karena kematian bayi yang lebih dari 2 minggu dalam kandungan akan mempengaruhi zat pembekuan darah ibu.sehingga pada saat melahirkan bayi tersebut akan terjadi pendarahan yang susah untuk dihentikan dan akan fatal akibatnya bagi ibu.segera lahirkan jika sudah terlanjur janin meninggal jangan tunggu lama.
5 PENYEBAB UTAMA KEMATIAN IBU MELAHIRKAN
1.      PerdarahanPerdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25% kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius.Kehilangan darah dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 1.000 mL adalah penyebab utama kematian. Meskipun dapat dicegah, tidak semua kasus perdarahan post partum dapat dihindari. Atonia uterus (uterine atony), yaitu kondisi di mana otot rahim kehilangan kemampuan untuk berkontraksi setelah melahirkan, adalah penyebab utama perdarahan post partum. Penyebab lain yang lebih jarang adalah retensi plasenta (retained placenta), di mana seluruh atau sebagian jaringan plasenta tertinggal di rahim. Penyebab trauma termasuk luka, ruptur uterus, dan inversi uterus.Komplikasi dari perdarahan postpartum termasuk hipotensi ortostatik, anemia, dan kelelahan, yang dapat menyulitkan perawatan pasca melahirkan. Anemia post-partum meningkatkan risiko depresi post-partum. Perdarahan post partum dapat ditangani dengan pengelolaan yang melibatkan obat-obatan dan perawatan non obat.
2.      Eklampsia
Eklampsia adalah kondisi yang ditandai dengan gagal ginjal, kejang, dan koma saat kehamilan atau pasca melahirkan, sehingga dapat berujung pada kematian ibu. Eklampsia biasanya terjadi setelah trimester ketiga kehamilan, mayoritas pada saat persalinan (intrapartum) dan 48 jam pertama setelah melahirkan (postpartum).Eklampsia merupakan komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu preeklampsia. Preeklampsia, juga dikenal sebagai toxemia kehamilan, ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi), proteinurea (protein dalam urin), edema (pembengkakan) umum, dan kenaikan berat badan secara tiba-tiba. Preeklampsia dapat diidentifikasi pada masa kehamilan dengan memantau tekanan darah, tes protein urin, dan pemeriksaan fisik. Deteksi dini dan pengelolaan preeklampsia dapat mencegah perkembangannya menjadi eklampsia.
3.      Sepsis
Sepsis maternal adalah infeksi bakteri yang parah, biasanya pada uterus (rahim), umumnya terjadi beberapa hari setelah melahirkan. Sepsis dapat menyebar dari rahim ke saluran tuba dan ovarium atau ke dalam aliran darah. Infeksi yang terjadi setelah melahirkan ini juga dikenal sebagai sepsis puerperalis. Penyebab utamanya adalah bakteri yang disebut Group A Streptococcus (GAS) yang memasuki tubuh melalui kulit atau jaringan yang rusak saat melahirkan.
4.      InfeksiInfeksi yang menyebabkan kematian ibu termasuk dalam kelompok penyebab tidak langsung. Infeksi yang paling umum adalah malaria, tuberkulosis, dan hepatitis. Ibu hamil yang terinfeksi penyakit-penyakit tersebut biasanya memiliki gejala yang lebih parah dan memiliki tingkat risiko tinggi keguguran, kematian janin, persalinan prematur, berat badan lahir rendah, kematian bayi dan/atau ibu.
5.      Malaria merupakan infeksi parasit yang ditularkan oleh nyamuk dan menewaskan lebih dari 1 juta orang setiap tahunnya. Penyakit ini lebih umum pada wilayah Indonesia bagian timur. Malaria dapat dicegah dengan obat-obatan yang tepat dan perangkat antinyamuk.
6.      Tuberkulosis (TB) adalah infeksi yang termasuk dalam target kedaruratan WHO sejak tahun 2005. Sekitar sepertiga dari populasi dunia (diperkirakan sekitar 1,75 miliar) terinfeksi basil tuberculosis. Penyakit ini dapat diperberat oleh kehamilan dan menyebabkan kematian ibu dan/ atau janin. TB dapat disembuhkan dengan obat-obatan seperti Rifampisin, INH dan Etambutol.
7.      Hepatitis
Hepatitis adalah infeksi virus yang menyerang fungsi hati. Virus hepatitis B (HBV) adalah penyebab paling umum hepatitis pada ibu hamil, namun virus hepatitis E (HEV) adalah yang paling dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian ibu. Hepatitis E akut dapat memberikan gejala tiba-tiba dalam beberapa hari atau minggu sebelum kematian. Hepatitis dapat dicegah dengan kewaspadaan, imunisasi, dan sanitasi yang lebih baik.
8.      Gagal Paru
Kegagalan pernafasan akut adalah salah satu penyebab umum kedaruratan kebidanan yang berisiko kematian tinggi. Penyebab umum kegagalan pernapasan akut adalah embolisme paru (pulmonary embolism) dan paling sering terjadi pada periode setelah melahirkan (postpartum). Kehamilan meningkatkan risiko embolisme paru karena peningkatan kemampuan untuk membekukan darah (yang bermanfaat untuk menghentikan perdarahan saat persalinan). Sayangnya, kemampuan ini juga meningkatkan risiko trombosis (bekuan) darah yang secara mendadak menyumbat arteri paru-paru–kondisi yang disebut embolisme paru.
Tanda-tanda embolisme paru termasuk sesak napas tiba-tiba dan tanpa sebab, nyeri dada, dan batuk yang dapat disertai darah. Embolisme paru dapat dikelola segera dengan obat-obatan anti trombosis dan perawatan kedaruratan.
BAB III
PENUTUP
3.1         KESIMPULAN
Justifikasi kematian atau biasa dikatakan alasan atau penyebab kematian, seringkali diabaikan. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa ada beberapa penyebab kematian yang sebenarnya sering kita temukan namun kita abaikan.
Dalam justifikasi kematian, diketahui penyebab umum kematian terdiri dari dua prnyebab utama  yakni kematian yang disebabkan oleh individu tersebut dan juga kematiaan yang diesebabka oleh faktor-faktor lainnya.
Salah satu hal yang menarik dari justifikasi kematian adalah jumlah ibu dan anak yang kematiannya semakin tahun semakin meningkat terutama pada ibu hamil.
Perlu diadakan pengawasan terhadap hal-hal yang diduga menjadi penyebab kematian terutama dalam kebidanan adalah kematian dari ibu dan anak.

Rabu, 08 April 2015

 PhotoStudio"M"
 PhotoStudio"M"
 PhotoStudio"M"
PhotoStudio"M"