Selasa, 09 Juni 2015

KESEHATAN REPRODUKSI



    Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD (International Conference on Population Development)1994 di Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi dan proses. 
B.     Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
1.      Anatomi dan Fisiologi Panggul
Gambar 1

Pelvis wanita terdiri atas :
1.      1.      Os. Coxae
Terletak disebelah samping dan depan dari pelvis wanita. Terdiri dari 3 tulang penyusun, yaitu : Os. Ilium, Os. Ischium, dan Os. Pubis.
·                     Os.Ilium
Os. Ilium merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul. Memiliki permukaan anterior berbentuk konkaf yang disebut fossa iliaca. Bagian atasnya disebut Krista iliaca. Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior superior dan spina Iliaca posterior superior. Terdapat tonjolan memanjang dibagian dalam Os. Ilium yang membagi pelvis mayor dan pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis).
·                     Os.Ischium
Terdapat disebelah bawah Os. Ilium. Merupakan tulang yang tebal dengan tiga tepi di belakang foramen obturator. Os. Ichium merupakan bagian terendah dari Os. Coxae. Memiliki tonjolan di bawah tulang duduk yang sangat tebal disebut Tuber Ischii berfungsi sebagai penyangga tubuh sewaktu duduk.
·                     Os.Pubis
Terdapat disebelah bawah dan depan Os. Ilium. Dengan tulang duduk dibatasi oleh Foramen obturatum. Terdiri atas korpus (mengembang kebagian anterior). Os. Pubis terdiri dari ramus superior (meluas dari korpus ke asetabulum) dan ramus inferior (meluas ke belakang dan berat dengan ramus ischium). Ramus superior Os. Pubis berhubungan dengan dengan Os.Ilium, sedangkan ramus inferior kanan dan kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan Os. ischium.
1.   2.      Os.Sacrum
Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil dibagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari dan mempunyai ciri:
1.      3.      Os.Coccygis
Berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah bersatu. Pada saat persalinan, Os. Coccygis dapat didorong ke belakang sehingga dapat memperluas jalan lahir.


1.      PELVIS
1.      Sendi Pelvis
Terdapat 4 sendi pelvis yaitu :
1.      1.       Sacroiliaca
·         Sebagai penghubung Os. Sacrum dan Os. Ilium. Memungkinkan gerakan terbatas ke depan dan ke belakang.
·         Pergeseran yang terlalu lebar pada articulatio ini sering menyebabkan rasa nyeri pada persendian.
1.      2.      Simphisis pubis
·         Terbentuk dari hubungan 2 Os.Pubis
·         Merupakan articulatio cartilagenia dan sendi amphiarthrosis yang pergerakan sendinya lebih sedikit.
·         Longgarnya hubungan Simphisis pubis ini dapat menimbulkan simfisiolisis yang terasa sangat nyeri.
1.      3.      Articulatio sacroocygea
·         Memiliki hubungan dengan Os. Sacrum dan Os. Coccygeus.
·         Adanya sendi ini memungkinkan Os. Coccygeus tertekan ke belakang pada waktu kepala janin lahir.
2.      Ligamen-ligamen Pelvis
·         Ligamen yang menghubungkan Os. Sacrum dengan Os. Ilium pada articulatio sacroiliaca merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.
·         Ligamen Sacrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber ischii, sedang ligamen sacrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina ischiadika. Kedua ligamen ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.
  1. Bagian – bagian Pelvis
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor.
1.      1.      Pelvis Mayor
·         Bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak banyak kepentingannya dalam obsetri.
1.      2.      Pelvis Minor
·         Dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan pintu bawah panggul (outlet).
·         Pelvis minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu lengkung ke depan (sumbu carus).
1.      3.      Pintu atas Pelvis
·         Merupakan satu bidang yang dibatasi sebelah posterior oleh promontrium, di lateral oleh linea terminalis dan anterior oleh pinggir atas symphisis.
·         Pada pelvis ginekoid pintu atas panggul hampir bundar, kecuali di daerah promontrium agak masuk sedikit.
·         Ukuran pintu atas pelvis yaitu :
o    Diameter anteroposterior yang di ukur dari promontorium sampai ke tengah permukaan posterior symphisis. Diameter anteroposterior disebut juga konyugata obsetrika.
o    Konyugata diagonalis yaitu jarak bagian bawah symphisis sampai ke promontorium, yang dapat diukur dengan memasukkan jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina dan mencoba meraba promontorium. Pada panggul normal promontorium tidak teraba dengan jari yang panjangya 12 cm.
o    Konyugata Vera yaitu jarak pinggir atas symphisis dengan promontorium diperoleh dengan mengurangi konyugata diagonalis dengan 1,5 cm.
o    Diameter tranversa adalah jarak terjauh garis lintang pintu atas panggul, biasanya sekitar 12,5 – 13 cm.
o    Diameter Oblikua, yaitu garis yang dibuat antara persilangan konyugata vera dengan diameter tranversa ke articulation sacroiliaca yang panjangnya sekitar 13 cm.
1.      4.      Ruang Pelvis
·         Merupakan saluran di antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul.
·         Dinding anteriornya sekitar 4 cm terdiri atas os pubis dengan symphisisnya.
·         Dinding posteriornya dibentuk oleh os sacrum dan os coccygeus, sepanjang kurang lebih 12 cm, Karena itu ruang panggul berbentuk saluran denagn sumbu melengkung ke depan.
4.      Jenis Pelvis meurut Caldwell-Moloy
1.      Pelvis Ginekoid : ditemukan pada 45% wanita. Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter tranversa.
2.      Pelvis Android : bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Walaupun diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter tranversa, tetapi diameter tranversa dekat dengan sacrum. Bagian dorsal dari pintu atas panggul gepeng, bagian ventral menyempit ke muka. Ditemukan 15% pada wanita.
3.      Pelvis Antropoid : ditemukan pada 35% wanita. Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telor. Diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter tranversa
4.      Pelvis Platipelloid : Ditemukan pada 5% wanita. Diameter tranversa lebih besar daripada diameter anteroposterior.
2.      Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Perempuan
a.       Organ Reproduksi Luar Perempuan
ü  Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
ü  Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
ü  Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
ü  Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
ü  Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan.
Hymen merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vagina. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
ü  Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
b.      Organ Reproduksi Dalam Perempuan

1)      Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
2)      Tuba Falopii
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
ü  Pars intertitialis,bagian yang terdapat di dinding uterus.
ü  Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit
ü  Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
ü  Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
3)      Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
Uterus terdiri atas:
1.      Fundus uteri
Adalah bagian uterus prosimal dimana kedua tuba falopii masuk keuterus.Tuanya kehamilan dapatdiperkirakandenganperabaan fundus uteri
2.      KorpusUteri
Bagian uterus yangterbesar Pada kehamilan bagian ini mempunya ifungsi utama sebagai tempat janin berkembang.Rongga yang terdapat di kopus uteri cavum uteri(ronggarahim).
3.      Cervix
Terdiri atas:
-Pars vaginalis servisis uteri yang dinamakan portio
-Pars supravaginalis servisisi uteri adalahbagiancervix yangberada diatas vagina.
4)      Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
5)      Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
3.      Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Laki-laki
3.1              Organ Reproduksi Dalam

1)         Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
2)         Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
3)         Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
4)         Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
5)         Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
6)         Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
7)         Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
8)         Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
9)         Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
10)       Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

3.2       Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
1)         Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2)         Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
4.      Reproduksi
Ø  Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkanketurunan yang baru.
Ø  Tujuan reproduksi adalah untuk menghasilkan keturunan.
Ø  Reproduksi pada manusia hanya terjadi secara seksual. Reproduksi pada manusia diawali dengan perkawinan (kopulasi).  Umumnya kopulasi diikuti dengan pembuahan (fertilisasi) internal.
Ø  Fertilisasi merupakan penyatuan sperma dengan ovum.
Ø  Sperma dibentuk dalam proses spermatogenesis.
Ø  Ovum dibentuk dalam proses oogenesis.  
Ø  Spermatogenesis dan oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin (gamet) yang disebut dengan Gametogenesis.

4.1  Spermatogenesis
Terjadi pada di dalam testis tepatnya di tubulus seminiferus.
 Pada tubulus seminiferus testis terdapat :
Ø    sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium,
Ø    sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa
Ø    sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron.

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH).
Ø    LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifatkelamin sekunder.
Ø    FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untukmemulai proses spermatogenesis.
Ø    Proses pemasakan spermatositmenjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi didalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis:
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosterone (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa
Gambar 4 Proses Spermatogenesis :

 
4.2  Oogenesis

1)      Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium.Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. Pada masapubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis,menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya.
2)      Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar.Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahanmeiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua.Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
3)      Pengaruh Hormon dalam Oogenesis.
Ø  Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum.
Ø  Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen.
Ø  Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, Hormon LH merangsang terjadinya ovulasi.
Ø  Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum.
Ø  Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yangberfungsi menghambat sekresi LH.
Ø  Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesterone lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Ø  Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.

C.    MENSTRUASI :
Menstruasi/Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai dengan pelepasan endometrium pada saat ovum tidak dibuahi.
Mekanisme siklus menstruasi dipengaruhi oleh pelepasan hormon-hormon yang berkaitan dengan adanya kerjasama hipotalamus dan ovarium.
SIKLUS MENSTRUASI :
Ø  FASE MENSTRUASI
Ø  FASE PRA OVULASI
Ø  FASE OVULASI
Ø  FASE PASCA OVULASI
FASE  MENSTRUASI :
FASE MENSTRUASI :  bila tidak terjadi fertilisasi (ovum tidak dibuahi oleh sperma ), korpus luteum akan mengkerut menjadi korpus albicans sehingga produksi hormon estrogen dan progesteron terhenti. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan peluruhan endometrium dan ovum, ditandai dengan pendarahan dari uterus selama lk 5 hari dengan volume darah sekitar 50 ml.
FASE PRA OVULASI :
Pada fase akhir menstruasi ini, hipotalamus mengeluarkan hormon Gonadotropin yang merangsang hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi oosit primer. Keduanya akan tumbuh sampai hari ke 14 dari hari I menstruasi, saat itu folikel matang disebut dengan folikel de Graaf dengan oosit sekunder di dalamnya.
Selama pertumbuhannya folikel melepaskan hormon estrogen yang menyebabkan pembentukan kembali lapisan endometrium (proliferasi) dan penetralan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung kehidupan sperma
FASE OVULASI :
Pada umumnya pada hari ke 14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama pra ovulasi menimbulkan reaksi umpan balik negative yaitu penghambatan pelepasan FSH dari hipofisis, karena FSH berkurang maka hipofisis ganti mengeluarkan LH. LH  merangsang pelepasan oosit sekunder daria folikel de Graaf siap untuk dibuahi sperma.


FASE PASCA OVULASI
FOLIKEL DE Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen dan progesteron. Keduanya bekerja menebalkan endometrium, juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi tersebut adalah menyiapkan implantasi zygot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan.
D.                FERTILISASI :
Saat satu sperma menembus oosit sekunder, segera terbentuk senyawa tertentu pada zona pelusida sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya.
Kemudian inti sperma yang mengandung 23 kromosom dengan ovum yang juga mengandung 23 kromosom bersatu, menghasilkan zygot dengan 23 pasang kromosom.
GESTASI (KEHAMILAN)
Setelah fertilisasi, dalam perjalanannya menuju uterus, zygot membelah secara mitosis berkali-kali.
E.     Gangguan Menstruasi
1. Amenore
Amenore adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas  gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.
2. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.
Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan:
      Payudara menjadi lembut dan bengkak
      Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
      Tidak tertarik seks (libido menurun)
      Jerawat berkala
      Perut kembung atau kram
      Sakit kepala atau sakit persendian
      Sulit tidur
Sulit buang air besar (BAB)
3. Dismenore
      Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48 jam.
      Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
      Dismenore primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
      Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.
4. Menoragia
      Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia.
      Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah.
      Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.
5. Perdarahan Abnormal
      Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi ) antara lain:
      Pendarahan di antara periode menstruasi
      Pendarahan setelah berhubungan seks
      Perdarahan setelah menopause
      Perdarahan abnormal disebabkan  banyak hal. Dokter Anda mungkin memulai dengan memeriksa masalah yang paling umum dalam kelompok usia Anda. Masalah serius seperti fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal.
      Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.
F.     CANCER MAMMAE (KANKER PAYUDARA)
Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada pria.
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu.
Berikut antara lain hal-hal yang harus diperhatikan yang merupakan gejala kanker payudara:
Ø  benjolan pada payudara berubah bentuk / ukuran
Ø  kulit payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk
Ø  puting susu masuk ke dalam (retraksi)
Ø  salah satu puting susu tiba-tiba lepas / hilang
Ø  bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul
Ø  kulit payudara terasa seperti terbakar
Ø  payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, meskipun wanita tidak menyusui
Faktor yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara, antara lain:
a)      perubahan sifat pertumbuhan sel payudara menjadi ganas
b)      tubuh gagal membangun sistem pertahanan tubuh
c)      faktor gizi yang buruk pada makanan yang dimakan
d)     penggunaan hormon estrogen (misalnya pada pengguna terapi estrogen replacement)
e)      payudara yang sering diremas / dipencet
f)       minum alkohol dan merokok
g)      obesitas pada wanita setelah menopause: diet berpengaruh terhadap keganasan sel kanker
h)      konsumsi lemak dan serat
i)        radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas; tergantung dosis dan umur saat terkena paparan radiasi
j)        faktor genetik dan riwayat keluarga (hubungan dengan gen tertentu)

G.    Keganasan-keganasan pada alat reproduksi wanita:
1.       KANKER VAGINA
Kanker liang senggama merupakan jenis kanker yang relatif jarang dari seluruh jenis kanker pada saluran reproduksi wanita. Rata-rata terjadi pada wanita usia 60 tahun. Penyebab pastinya masih belum diketahui dengan jelas. Adanya hubungan dengan perjalanan penyakit pada kanker serviks dianggap ada peran HPV (Human Papilloma Virus) sebagai penyebabnya. Perdarahan pervaginam yang tidak nyeri dan keputihan merupakan gejala yang paling umum. Diagnosis bisa diarahkan dari hasil pengambilan contoh jaringan tumor pada vagina.
2.       KANKER VULVA (Mulut Vagina)
Kanker mulut vagina hanya menempati 4% dari kanker pada saluran reproduksi wanita. Umumnya terjadi pada penderita obesitas, hipertensi, diabetes, nulipara (hanya mempunyai 1 anak), dan berkaitan dengan risiko tinggi pada wanita yang mempunyai banyak pasangan seksual dan merokok. Tanda gejala dimulai dengan adanya bengkak atau timbulnya massa di mulut vagina yang sebelumnya dirasakan gatal yang lama. Kadang-kadang disertai luka dan perdarahan, serta mungkin keluhan nyeri saat kencing. Secara fisik tampak luka yang koreng basah, atau seperti kutil. Sebagian banyak tumbuh di bibir luar vagina, tetapi juga bisa tumbuh primer di bibir dalam vagina, klitoris dan daerah antara vagina dan anus. Diagnosis ditegakkan dari pengambilan contoh jaringan.
3. KANKER SERVIKS (Leher Rahim)
Hingga saat ini kanker leher rahim merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit kanker di Negara berkembang. Penyebab utamanya adalah infeksi virus HPV. Tanda dini tidak spesifik seperti adanya keputihan yang agak banyak dan kadang-kadang dengan bercak perdarahan. Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang berulang, atau perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina. Perdarahan menjadi semakin banyak, lebih sering, dan berlangsung lebih lama. Namun, terkadang keadaan ini diartikan penderita sebagai perdarahan haid yang sering dan banyak. Faktor resiko yang berhubungan dengan kanker leher rahim adalah aktivitas seksual pada usia sangat muda dan berganti-ganti pasangan.
4.       KANKER ENDOMETRIUM (Dinding Rahim)
Adalah tumor ganas epitel primer di dinding rahim. Umumnya penderita berusia sekitar 60 tahun karena terjadi selama periode setelah menopause. Keluhan utamanya adalah perdarahan di antara mentruasi bagi yang belum menopause, disertai dengan keputihan. Diagnosis dapat ditegakkan dengan dilakukan kuretase kemudian melalui pemeriksaan mikroskopik dari pengambilan contoh jaringan di dinding rahim.
5.       KANKER OVARIUM (Indung Telur)
Kanker indung telur jarang ditemukan pada usia di bawah 40 tahun, angka kejadian meningkat dengan makin tuanya usia. Gejala kanker indung telur tersebut tidak khas, sehingga ditemukan sudah dalam stadium lanjut. Pada usia menjelang menopause keluhannya haid tidak teratur, bila massa tumor menekan kandung kemih dan rektum keluhannya sering saat buang air kecil dan konstipasi (susah buang air besar), serta nyeri perut bagian bawah. Tanda paling penting adalah ditemukannya massa tumor di panggul. Bila tumor itu padat, bentuknya iregular dan terfiksir ke dinding panggul, keganasan perlu dicurigai. Dengan USG dapat secara tegas dibedakan tumor kistik dengan tumor padat. Pemakaian USG transvaginal dapat meningkatkan ketajaman diagnosis karena mampu menjabarkan morfologi tumor yang terdiri dari tiga kategori, yaitu volume tumor, struktur dinding tumor, dan struktur septum tumor. Pengobatannya adalah operasi pengangkatan tumor, kemoterapi dan radiasi.
6.       KANKER TUBA FALOPI (Saluran Telur)
Kanker saluran telur terutama ditemukan pada usia 60-64 tahun, jarang pada usia dibawah 25 tahun. Secara mikroskopis, saluran telur tampak membesar, bentuk tidak teratur atau melengkung, dan fimbriaenya mengadakan perlekatan. Penderita kanker saluran telur ini umumnya dengan keluhan perdarahan pervaginam atau keluarnya cairan dari vagina, nyeri perut bagian bawah, perut membesar, dan perasaan tertekan dalam perut. Jika pada Dilatasi dan kuretase tidak ditemukan kanker dinding rahim sedangkan keluhan perdarahan terus terjadi, kanker saluran telur harus dipikirkan. Pengobatannya sama dengan kanker indung telur yaitu dengan operasi, kemoterapi dan radiasi.
7.       PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL (Hamil Anggur)
Hamil anggur merupakan salah satu bentuk kegagalan kehamilan, kejadian terbanyak pada wanita usia reproduksi. Gejala klinik pada hamil anggur adalah keluhan subyektif pada kehamilan normal trimester 1 (umur kehamilan 1-3 bulan) yakni terlambat haid, mual, dan muntah. Pada usia kehamilan yang lebih lanjut disamping terjadinya perdarahan pervaginam juga bisa diikuti dengan keluarnya gelembung-gelembung mola seperti anggur, serta rahim yang lebih besar dari usia kehamilannya. Baik cara klinis maupun radiologis pada hamil anggur komplit tidak didapatkan janin. Salah satu sarana diagnostiknya adalah dengan cara USG. Penanganannya bisa dilakukan dengan kuretase.
H.    Gangguan-gangguan pada alat reproduksi pria:
1. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
2. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita.
Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
Ø    Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
Ø    Tersumbatnya saluran sperma
Ø    Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
3. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
4. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
5. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
6. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
7. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

8. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
9. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
10. Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
11. Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
12. Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia lanjut.


13. Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar