Kesehatan Reproduksi
Kesehatan
reproduksi menurut WHO
adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD (International Conference on Population
Development)1994 di Kairo adalah keadaan sempurna fisik, mental dan
kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan,
dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi
dan fungsi dan proses.
B. Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi
1. Anatomi dan Fisiologi Panggul
Gambar 1
Pelvis wanita terdiri atas :
1.
1. Os. Coxae
Terletak disebelah samping dan depan
dari pelvis wanita. Terdiri dari 3 tulang penyusun, yaitu : Os. Ilium, Os.
Ischium, dan Os. Pubis.
·
Os.Ilium
Os. Ilium merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul. Memiliki permukaan anterior berbentuk konkaf yang disebut fossa iliaca. Bagian atasnya disebut Krista iliaca. Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior superior dan spina Iliaca posterior superior. Terdapat tonjolan memanjang dibagian dalam Os. Ilium yang membagi pelvis mayor dan pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis).
Os. Ilium merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul. Memiliki permukaan anterior berbentuk konkaf yang disebut fossa iliaca. Bagian atasnya disebut Krista iliaca. Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior superior dan spina Iliaca posterior superior. Terdapat tonjolan memanjang dibagian dalam Os. Ilium yang membagi pelvis mayor dan pelvis minor disebut linea innominata (linea terminalis).
·
Os.Ischium
Terdapat disebelah bawah Os.
Ilium. Merupakan tulang yang tebal dengan tiga tepi di belakang foramen
obturator. Os. Ichium merupakan bagian terendah dari Os. Coxae.
Memiliki tonjolan di bawah tulang duduk yang sangat tebal disebut Tuber Ischii
berfungsi sebagai penyangga tubuh sewaktu duduk.
·
Os.Pubis
Terdapat disebelah bawah dan depan Os.
Ilium. Dengan tulang duduk dibatasi oleh Foramen obturatum. Terdiri
atas korpus (mengembang kebagian anterior). Os. Pubis terdiri dari ramus
superior (meluas dari korpus ke asetabulum) dan ramus inferior (meluas ke
belakang dan berat dengan ramus ischium). Ramus superior Os. Pubis
berhubungan dengan dengan Os.Ilium, sedangkan ramus inferior kanan dan
kiri membentuk arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan Os. ischium.
1.
2. Os.Sacrum
Tulang ini berbentuk segitiga dengan
lebar dibagian atas dan mengecil dibagian bawahnya. Tulang kelangkang terletak
di antara kedua tulang pangkal paha yang terdiri dari dan mempunyai ciri:
1.
3. Os.Coccygis
Berbentuk segitiga dengan ruas 3
sampai 5 buah bersatu. Pada saat persalinan, Os. Coccygis dapat didorong
ke belakang sehingga dapat memperluas jalan lahir.
1.
PELVIS
1.
Sendi Pelvis
Terdapat 4 sendi pelvis yaitu :
1.
1. Sacroiliaca
·
Sebagai penghubung Os. Sacrum dan Os. Ilium.
Memungkinkan gerakan terbatas ke depan dan ke belakang.
·
Pergeseran yang terlalu lebar pada articulatio ini
sering menyebabkan rasa nyeri pada persendian.
1.
2. Simphisis pubis
·
Terbentuk dari hubungan 2 Os.Pubis
·
Merupakan articulatio cartilagenia dan sendi
amphiarthrosis yang pergerakan sendinya lebih sedikit.
·
Longgarnya hubungan Simphisis pubis ini dapat
menimbulkan simfisiolisis yang terasa sangat nyeri.
1.
3. Articulatio
sacroocygea
·
Memiliki hubungan dengan Os. Sacrum dan Os.
Coccygeus.
·
Adanya sendi ini memungkinkan Os. Coccygeus
tertekan ke belakang pada waktu kepala janin lahir.
2.
Ligamen-ligamen Pelvis
·
Ligamen yang menghubungkan Os. Sacrum dengan Os.
Ilium pada articulatio sacroiliaca merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.
·
Ligamen Sacrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber
ischii, sedang ligamen sacrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina
ischiadika. Kedua ligamen ini membentuk dinding posterior dari pintu bawah
panggul.
- Bagian – bagian Pelvis
Secara fungsional panggul terdiri
atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan pelvis minor.
1.
1. Pelvis Mayor
·
Bagian pelvis di atas linea terminalis, yang tidak
banyak kepentingannya dalam obsetri.
1.
2. Pelvis Minor
·
Dibatasi oleh pintu atas panggul (inlet) dan pintu
bawah panggul (outlet).
·
Pelvis minor berbentuk saluran yang mempunyai sumbu
lengkung ke depan (sumbu carus).
1.
3. Pintu atas Pelvis
·
Merupakan satu bidang yang dibatasi sebelah posterior
oleh promontrium, di lateral oleh linea terminalis dan anterior oleh pinggir
atas symphisis.
·
Pada pelvis ginekoid pintu atas panggul hampir bundar,
kecuali di daerah promontrium agak masuk sedikit.
·
Ukuran pintu atas pelvis yaitu :
o Diameter
anteroposterior yang di ukur dari promontorium sampai ke tengah permukaan
posterior symphisis. Diameter anteroposterior disebut juga konyugata obsetrika.
o Konyugata
diagonalis yaitu jarak bagian bawah symphisis sampai ke promontorium, yang
dapat diukur dengan memasukkan jari tengah dan telunjuk ke dalam vagina dan
mencoba meraba promontorium. Pada panggul normal promontorium tidak teraba
dengan jari yang panjangya 12 cm.
o Konyugata
Vera yaitu jarak pinggir atas symphisis dengan promontorium diperoleh dengan
mengurangi konyugata diagonalis dengan 1,5 cm.
o Diameter
tranversa adalah jarak terjauh garis lintang pintu atas panggul, biasanya
sekitar 12,5 – 13 cm.
o Diameter
Oblikua, yaitu garis yang dibuat antara persilangan konyugata vera dengan
diameter tranversa ke articulation sacroiliaca yang panjangnya sekitar 13 cm.
1.
4. Ruang Pelvis
·
Merupakan saluran di antara pintu atas panggul dan
pintu bawah panggul.
·
Dinding anteriornya sekitar 4 cm terdiri atas os pubis
dengan symphisisnya.
·
Dinding posteriornya dibentuk oleh os sacrum dan os
coccygeus, sepanjang kurang lebih 12 cm, Karena itu ruang panggul berbentuk
saluran denagn sumbu melengkung ke depan.
4.
Jenis Pelvis meurut Caldwell-Moloy
1.
Pelvis Ginekoid : ditemukan pada 45% wanita.
Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter tranversa.
2.
Pelvis Android : bentuk pintu atas panggul hampir
segitiga. Walaupun diameter anteroposterior hampir sama dengan diameter
tranversa, tetapi diameter tranversa dekat dengan sacrum. Bagian dorsal dari
pintu atas panggul gepeng, bagian ventral menyempit ke muka. Ditemukan 15% pada
wanita.
3.
Pelvis Antropoid : ditemukan pada 35% wanita. Bentuk
pintu atas panggul agak lonjong seperti telor. Diameter anteroposterior lebih
besar daripada diameter tranversa
4.
Pelvis Platipelloid : Ditemukan pada 5% wanita.
Diameter tranversa lebih besar daripada diameter anteroposterior.
2. Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Perempuan
a.
Organ Reproduksi Luar Perempuan
ü Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.
Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
ü Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina.
Homolog embriologik dengan penis pada pria.
Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.
ü Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena.
Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.
ü Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf.
ü Introitus / orificium vagina
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vagina. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara / hymen, utuh tanpa robekan. Hymen merupakan lapisan yang tipis dan menutupi sebagian besar dari introitus vagina. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.
Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.
Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna.
ü Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.
b.
Organ Reproduksi Dalam Perempuan
1)
Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.
Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri renalis.
2)
Tuba Falopii
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
ü Pars intertitialis,bagian yang terdapat di
dinding uterus.
ü Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit
Merupakan bagian dengan lumen tersempit
ü Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
ü Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi “menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
3) Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.
Uterus terdiri atas:
1.
Fundus uteri
Adalah
bagian uterus prosimal dimana kedua tuba falopii masuk keuterus.Tuanya
kehamilan dapatdiperkirakandenganperabaan fundus uteri
2.
KorpusUteri
Bagian
uterus yangterbesar Pada kehamilan bagian ini mempunya ifungsi utama sebagai
tempat janin berkembang.Rongga yang terdapat di kopus uteri cavum
uteri(ronggarahim).
3.
Cervix
Terdiri
atas:
-Pars
vaginalis servisis uteri yang dinamakan portio
-Pars
supravaginalis servisisi uteri adalahbagiancervix yangberada diatas vagina.
4)
Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
5)
Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
3. Anatomi dan Fisiologi Organ Reproduksi Laki-laki
3.1
Organ
Reproduksi Dalam
1) Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
2) Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
3) Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
4) Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
5) Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
6) Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
7) Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
8) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
9) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
10) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
1) Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
2) Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
3) Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
4) Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
5) Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
6) Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
7) Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
8) Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
9) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
10) Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
3.2 Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
1) Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
2) Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
4. Reproduksi
Ø Reproduksi adalah
kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkanketurunan yang baru.
Ø Tujuan
reproduksi adalah
untuk menghasilkan keturunan.
Ø Reproduksi
pada manusia hanya terjadi secara seksual.
Reproduksi pada manusia diawali dengan perkawinan (kopulasi). Umumnya
kopulasi diikuti dengan pembuahan (fertilisasi) internal.
Ø Fertilisasi
merupakan penyatuan sperma dengan ovum.
Ø Sperma
dibentuk dalam proses spermatogenesis.
Ø Ovum
dibentuk dalam proses oogenesis.
Ø Spermatogenesis
dan oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin (gamet) yang disebut
dengan Gametogenesis.
4.1 Spermatogenesis
Terjadi pada di dalam testis tepatnya di tubulus
seminiferus.
Pada tubulus
seminiferus testis terdapat :
Ø
sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium,
Ø
sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa
Ø
sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus
yang berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja
beberapa hormon. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel
(Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH).
Ø
LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron.Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya
sifatkelamin sekunder.
Ø
FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan
ABP(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untukmemulai
proses spermatogenesis.
Ø
Proses pemasakan spermatositmenjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi didalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses
Spermatogenesis:
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit
primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder,
spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid
berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai,
maka ABP testosterone (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan
lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik
kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akan keluar
melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.Spermatozoa bersama
cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani.
Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel
spermatozoa
Gambar 4
Proses Spermatogenesis :
4.2 Oogenesis
1)
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula
atau oogonium.Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi
dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit
primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. Pada
masapubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara
meiosis,menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya.
2)
Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama
membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar.Sel yang lebih besar yaitu oosit
sekunder, melakukan pembelahanmeiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan
badan polar kedua.Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
3)
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis.
Ø Kelenjar
hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
di sekeliling ovum.
Ø Ovum yang
matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel
Graaf menghasilkan hormon estrogen.
Ø Hormon
estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, Hormon LH
merangsang terjadinya ovulasi.
Ø Selanjutnya
folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus
luteum.
Ø Korpus
luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yangberfungsi menghambat
sekresi LH.
Ø Kemudian
korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk
progesterone lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis
mulai kembali.
Ø Seorang
wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400ovum selama hidupnya, meskipun
ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta
oosit primer.
C.
MENSTRUASI :
Menstruasi/Haid
adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai dengan
pelepasan endometrium pada saat ovum tidak dibuahi.
Mekanisme
siklus menstruasi dipengaruhi oleh pelepasan hormon-hormon yang berkaitan
dengan adanya kerjasama hipotalamus dan ovarium.
SIKLUS
MENSTRUASI :
Ø FASE
MENSTRUASI
Ø FASE PRA
OVULASI
Ø FASE OVULASI
Ø FASE PASCA
OVULASI
FASE MENSTRUASI :
FASE
MENSTRUASI : bila tidak terjadi
fertilisasi (ovum tidak dibuahi oleh sperma ), korpus luteum akan mengkerut
menjadi korpus albicans sehingga produksi hormon estrogen dan progesteron
terhenti. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan peluruhan
endometrium dan ovum, ditandai dengan pendarahan dari uterus selama lk 5 hari
dengan volume darah sekitar 50 ml.
FASE PRA
OVULASI :
Pada fase akhir
menstruasi ini, hipotalamus mengeluarkan hormon Gonadotropin yang merangsang
hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam
ovarium yang mengelilingi oosit primer. Keduanya akan tumbuh sampai hari ke 14
dari hari I menstruasi, saat itu folikel matang disebut dengan folikel de Graaf
dengan oosit sekunder di dalamnya.
Selama
pertumbuhannya folikel melepaskan hormon estrogen yang menyebabkan pembentukan
kembali lapisan endometrium (proliferasi) dan penetralan sifat asam pada
serviks agar lebih mendukung kehidupan sperma
FASE OVULASI
:
Pada umumnya
pada hari ke 14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen
selama pra ovulasi menimbulkan reaksi umpan balik negative yaitu penghambatan
pelepasan FSH dari hipofisis, karena FSH berkurang maka hipofisis ganti
mengeluarkan LH. LH merangsang pelepasan
oosit sekunder daria folikel de Graaf siap untuk dibuahi sperma.
FASE PASCA
OVULASI
FOLIKEL DE
Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder akan berkerut dan berubah menjadi
korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen dan progesteron.
Keduanya bekerja menebalkan endometrium, juga merangsang sekresi lendir pada
vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi tersebut
adalah menyiapkan implantasi zygot pada uterus bila terjadi pembuahan atau
kehamilan.
D.
FERTILISASI :
Saat satu sperma menembus oosit sekunder, segera terbentuk senyawa tertentu pada zona pelusida sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya.
Saat satu sperma menembus oosit sekunder, segera terbentuk senyawa tertentu pada zona pelusida sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya.
Kemudian
inti sperma yang mengandung 23 kromosom dengan ovum yang juga mengandung 23
kromosom bersatu, menghasilkan zygot dengan 23 pasang kromosom.
GESTASI
(KEHAMILAN)
Setelah
fertilisasi, dalam perjalanannya menuju uterus, zygot membelah secara mitosis
berkali-kali.
E.
Gangguan Menstruasi
1. Amenore
Amenore
adalah tidak ada menstruasi. Istilah ini digunakan untuk perempuan yang
belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan
yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah
menstruasi (amenore sekunder).
Amenore
primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan.
Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas
gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia,
penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB,
dan kista ovarium.
2. Sindrom
Pramenstruasi (PMS)
Sindrom
pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang
umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid).
Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam
waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.
Beberapa
gejala PMS yang sering dirasakan:
• Payudara
menjadi lembut dan bengkak
• Depresi,
mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
• Tidak
tertarik seks (libido menurun)
• Jerawat
berkala
• Perut
kembung atau kram
• Sakit kepala
atau sakit persendian
• Sulit tidur
Sulit buang
air besar (BAB)
3. Dismenore
• Dismenore
adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian
bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga
bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi
dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya
pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 – 48
jam.
• Dismenore
yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada
wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu
(dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul,
endometriosis atau kehamilan ektopik.
• Dismenore
primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti
ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air
panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit.
• Bila
nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan
merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.
4. Menoragia
• Menoragia
adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu
siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan sekitar 30
ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau
terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia.
• Penyebab
utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam
tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk.
Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi
parah.
• Menoragia
juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan
peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.
5.
Perdarahan Abnormal
• Perdarahan
vagina abnormal (di luar menstruasi ) antara lain:
• Pendarahan
di antara periode menstruasi
• Pendarahan
setelah berhubungan seks
• Perdarahan
setelah menopause
• Perdarahan
abnormal disebabkan banyak hal. Dokter Anda mungkin memulai dengan
memeriksa masalah yang paling umum dalam kelompok usia Anda. Masalah serius seperti
fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan
abnormal.
• Baik pada
remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat
menyebabkan siklus haid tidak teratur.
F.
CANCER
MAMMAE (KANKER PAYUDARA)
Kanker
payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara. Hal ini
terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada
pria.
Tanda awal
dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda
pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan
ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada
kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu.
Berikut
antara lain hal-hal yang harus diperhatikan yang merupakan gejala kanker
payudara:
Ø benjolan
pada payudara berubah bentuk / ukuran
Ø kulit
payudara berubah warna: dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit
jeruk
Ø puting susu
masuk ke dalam (retraksi)
Ø salah satu
puting susu tiba-tiba lepas / hilang
Ø bila tumor
sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang-timbul
Ø kulit
payudara terasa seperti terbakar
Ø payudara
mengeluarkan darah atau cairan yang lain, meskipun wanita tidak menyusui
Faktor yang
mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara, antara lain:
a) perubahan
sifat pertumbuhan sel payudara menjadi ganas
b) tubuh gagal
membangun sistem pertahanan tubuh
c) faktor gizi
yang buruk pada makanan yang dimakan
d) penggunaan
hormon estrogen (misalnya pada pengguna terapi estrogen replacement)
e) payudara
yang sering diremas / dipencet
f) minum
alkohol dan merokok
g) obesitas
pada wanita setelah menopause: diet berpengaruh terhadap keganasan sel kanker
h) konsumsi
lemak dan serat
i)
radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas;
tergantung dosis dan umur saat terkena paparan radiasi
j)
faktor genetik dan riwayat keluarga (hubungan dengan
gen tertentu)
G.
Keganasan-keganasan pada alat reproduksi wanita:
1.
KANKER VAGINA
Kanker liang
senggama merupakan jenis kanker yang relatif jarang dari seluruh jenis kanker
pada saluran reproduksi wanita. Rata-rata terjadi pada wanita usia 60 tahun.
Penyebab pastinya masih belum diketahui dengan jelas. Adanya hubungan dengan
perjalanan penyakit pada kanker serviks dianggap ada peran HPV (Human
Papilloma Virus) sebagai penyebabnya. Perdarahan pervaginam yang tidak
nyeri dan keputihan merupakan gejala yang paling umum. Diagnosis bisa diarahkan
dari hasil pengambilan contoh jaringan tumor pada vagina.
2.
KANKER VULVA (Mulut Vagina)
Kanker mulut
vagina hanya menempati 4% dari kanker pada saluran reproduksi wanita. Umumnya
terjadi pada penderita obesitas, hipertensi, diabetes, nulipara (hanya
mempunyai 1 anak), dan berkaitan dengan risiko tinggi pada wanita yang
mempunyai banyak pasangan seksual dan merokok. Tanda gejala dimulai dengan
adanya bengkak atau timbulnya massa di mulut vagina yang sebelumnya dirasakan
gatal yang lama. Kadang-kadang disertai luka dan perdarahan, serta mungkin
keluhan nyeri saat kencing. Secara fisik tampak luka yang koreng basah, atau
seperti kutil. Sebagian banyak tumbuh di bibir luar vagina, tetapi juga bisa
tumbuh primer di bibir dalam vagina, klitoris dan daerah antara vagina dan
anus. Diagnosis ditegakkan dari pengambilan contoh jaringan.
3. KANKER
SERVIKS (Leher Rahim)
Hingga saat
ini kanker leher rahim merupakan penyebab kematian terbanyak akibat penyakit
kanker di Negara berkembang. Penyebab utamanya adalah infeksi virus HPV. Tanda
dini tidak spesifik seperti adanya keputihan yang agak banyak dan kadang-kadang
dengan bercak perdarahan. Tanda yang lebih klasik adalah perdarahan bercak yang
berulang, atau perdarahan bercak setelah bersetubuh atau membersihkan vagina.
Perdarahan menjadi semakin banyak, lebih sering, dan berlangsung lebih lama.
Namun, terkadang keadaan ini diartikan penderita sebagai perdarahan haid yang
sering dan banyak. Faktor resiko yang berhubungan dengan kanker leher rahim
adalah aktivitas seksual pada usia sangat muda dan berganti-ganti pasangan.
4.
KANKER ENDOMETRIUM (Dinding Rahim)
Adalah tumor
ganas epitel primer di dinding rahim. Umumnya penderita berusia sekitar 60
tahun karena terjadi selama periode setelah menopause. Keluhan utamanya adalah
perdarahan di antara mentruasi bagi yang belum menopause, disertai dengan
keputihan. Diagnosis dapat ditegakkan dengan dilakukan kuretase kemudian
melalui pemeriksaan mikroskopik dari pengambilan contoh jaringan di dinding
rahim.
5.
KANKER OVARIUM (Indung Telur)
Kanker
indung telur jarang ditemukan pada usia di bawah 40 tahun, angka kejadian
meningkat dengan makin tuanya usia. Gejala kanker indung telur tersebut tidak
khas, sehingga ditemukan sudah dalam stadium lanjut. Pada usia menjelang
menopause keluhannya haid tidak teratur, bila massa tumor menekan kandung kemih
dan rektum keluhannya sering saat buang air kecil dan konstipasi (susah buang
air besar), serta nyeri perut bagian bawah. Tanda paling penting adalah
ditemukannya massa tumor di panggul. Bila tumor itu padat, bentuknya iregular
dan terfiksir ke dinding panggul, keganasan perlu dicurigai. Dengan USG dapat
secara tegas dibedakan tumor kistik dengan tumor padat. Pemakaian USG
transvaginal dapat meningkatkan ketajaman diagnosis karena mampu menjabarkan
morfologi tumor yang terdiri dari tiga kategori, yaitu volume tumor, struktur
dinding tumor, dan struktur septum tumor. Pengobatannya adalah operasi
pengangkatan tumor, kemoterapi dan radiasi.
6.
KANKER TUBA FALOPI (Saluran Telur)
Kanker
saluran telur terutama ditemukan pada usia 60-64 tahun, jarang pada usia
dibawah 25 tahun. Secara mikroskopis, saluran telur tampak membesar, bentuk
tidak teratur atau melengkung, dan fimbriaenya mengadakan perlekatan. Penderita
kanker saluran telur ini umumnya dengan keluhan perdarahan pervaginam atau
keluarnya cairan dari vagina, nyeri perut bagian bawah, perut membesar, dan
perasaan tertekan dalam perut. Jika pada Dilatasi dan kuretase tidak ditemukan
kanker dinding rahim sedangkan keluhan perdarahan terus terjadi, kanker saluran
telur harus dipikirkan. Pengobatannya sama dengan kanker indung telur yaitu
dengan operasi, kemoterapi dan radiasi.
7.
PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL (Hamil Anggur)
Hamil anggur
merupakan salah satu bentuk kegagalan kehamilan, kejadian terbanyak pada wanita
usia reproduksi. Gejala klinik pada hamil anggur adalah keluhan subyektif pada
kehamilan normal trimester 1 (umur kehamilan 1-3 bulan) yakni terlambat haid,
mual, dan muntah. Pada usia kehamilan yang lebih lanjut disamping terjadinya
perdarahan pervaginam juga bisa diikuti dengan keluarnya gelembung-gelembung
mola seperti anggur, serta rahim yang lebih besar dari usia kehamilannya. Baik
cara klinis maupun radiologis pada hamil anggur komplit tidak didapatkan janin.
Salah satu sarana diagnostiknya adalah dengan cara USG. Penanganannya bisa
dilakukan dengan kuretase.
H.
Gangguan-gangguan pada alat reproduksi pria:
1. Impotensi
Impotensi yaitu
ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan
kelamin yang normal.
2.
Infertilitas (kemandulan)
Yaitu
ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di
pihak pria maupun pihak wanita.
Pada pria
infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini
dapat disebabkan oleh:
Ø Gangguan
spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena
racun, infeksi, atau gangguan hormon
Ø Tersumbatnya
saluran sperma
Ø Jumlah
sperma yang disalurkan terlalu sedikit
3.
Hipogonadisme
Hipogonadisme
adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon,
seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas,
impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan
dengan terapi hormon.
4.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme
adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke
dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum
turun juga, dilakukan pembedahan.
5. Uretritis
Uretritis
adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang
air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia
trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
6.
Prostatitis
Prostatitis
adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra.
Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa
nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti
Escherichia coli maupun bukan bakteri.
7.
Epididimitis
Epididimitis
adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme
penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
8. Orkitis
Orkitis
adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika
terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
9.
Anorkidisme
Anorkidisme
adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
10.
Hyperthropic prostat
Hyperthropic
prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia
lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
11. Hernia
inguinalis
Hernia merupakan
protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga yang bersangkutan.
12. Kanker
prostat
Gejala kanker
prostat
mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia
lanjut.
13. Kanker
testis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar